Seleksi telur Tetas


Seleksi telur tetas

Proses seleksi telur tetas akan sangat menentukan berhasil tidaknya penetasan yang akan dilakukan. Harapannya adalah dari telur yang baik akan menghasilkan anak tetasan yang baik pula. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam seleksi telur tetas :

Berat telur
Berat telur yang ditetaskan sangat berpengaruh terhadap anak yang akan di hasilkan. Pengalaman para pembibit menunjukkan bahwa telur-telur dengan berat kurang dari 40 gram atau lebih dari 45 gram memiliki daya tetas yang lebih rendah dibandingkan dengan telur yang memiliki berat antara 40-45 gram. Berat telur yang seragam akan menghasilkan anak hasil tetasan yang seragam pula. Biasanya, berat telur yang dihasilkan ayam memiliki grafik meningkat, seiring dengan bertambahnya umur, kemudian akan stabil setelah ayam berumur lebih dari 12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh berat telur terhadap persentasi (%) daya tetas. Intinya pemilihan telur tetas sangat penting dilakukan sebelum penetasan berlangsung.

Bentuk telur


Bentuk telur yang baik adalah bulat telur, perbandingan lebar dengan panjang adalah 3:4.
Telur yang terlalu bundar atau lonjong biasanya tidak banyak yang menetas oleh karena isi bagian-bagian telur tidak seimbang. Perlu diketahui bahwa telur terbagi menjadi tiga bagian yaitu kulit telur (kerabang), albumin (putih telur), dan Yolk (kuning telur).Proporsi albumin dan yolk yang tidak seimbang akan berpengaruh terhadap pembentukan bagian-bagian tubuh unggas.


Keadaan kulit telur


Telur yang kulitnya kotor akibat kotoran ayam atau sisa pakan, memiliki daya tetas yang lebih rendah daripada telur yang bersih. Meskipun tampak tertutup rapat, kulit telur sebenarnya memiliki pori-pori yang masih bisa ditembus oleh udara dan kuman penyakit. Jika kulit telur kotor, kuman penyakit hampir bisa dipastikan berada di kotoran tersebut. Kuman penyakit akan dengan leluasa masuk ke dalam telur dan menyebabkan kematian embrio. Di samping itu, kotoran juga menyumbat sirkulasi udara. Sebaliknya jika kulit telur dalam keadaan bersih, kuman penyakit kecil kemungkinan bisa masuk ke dalam telur dan sirkulasi udara juga lancar. Karenanya, sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas, telur harus di bersihkan terlebih dulu dengan desinfektan seperti air hangat, alkohol 70%, formalin 40%, kalium permanganat (KMNO 4) dan jenis desinfektan lainnya.

Rongga udara
Telur tetas yang baik adalah yang letak rongga udaranya tetap, yaitu di bagian ujung telur yang tumpul. Rongga udara ini erat hubungannya dengan posisi pertumbuhan embrio dalam telur. Cara melihatnya cukup dengan lampu pijar berdaya 40 watt.


Umur telur dan cara penyimpanannya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas telur yang disimpan kurang dari 7 hari lebih tinggi dibandingkan dengan telur tetas yang disimpan lebih dari 7 hari. Telur yang disimpan terlalu lama, apalagi dalam kondisi lingkungan yang kurang baik bisa menyebabkan penurunan berat akibat bertambah besarnya rongga udara. Di samping itu, kadar karbondioksida (CO 2) dan airnya meningkat, sehingga isi sel telur semakin encer dan daya tetasnya menurun. Penyimpanan telur yang ideal untuk tetap mempertahankan daya tetasnya adalah pada kisaran suhu 10? - 18?C dan kelembapan 60-75%. Cara penyimpanan telur yang benar adalah rongga udara berada di atas.

Ratio induk jantan dan induk betina
Ratio induk jantan dan induk berita idealnya adalah 1:8-10 artinya seekor pejantan hanya mengawini sekitar 8 - 10 ekor induk betina.
Umur induk (jantan dan betina) yang dianjurkan adalah telah berumur lebih dari 12 bulan walaupun Induk jantan sudah mampu mengawini betina pada umur 9-10 bulan dan induk betina sudah mampu memproduksi telur pada umur 6-7 bulan. Akan tetapi berdasarkan pengalaman, telur yang dihasilkan oleh induk berumur lebih dari 12 bulan memiliki daya tetas yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur yang dihasilkan oleh induk yang berumur kurang dari 12 bulan.

0 Responses