Seleksi ayam kampung

Seleksi ialah memilih kelompok individu dalam suatu populasi yang mempunyai mutu genetik tinggi utuk dijadikan tetua (bibit) pada generasi berikutnya dan mengeluarkan kelompok individu yang mutu genetik rendah dari populasi tersebut.

Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan.

Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat
mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.

Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit.

Ciri-ciri bibit yang baik :

  1. Ayam jantan
    • Badan kuat dan panjang.
    • Tulang supit rapat.
    • Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
    • Paruh bersih.
    • Mata jernih.
    • Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
    • Terdapat taji.
  2. Ayam betina (petelur) yang baik
    • Kepala halus.
    • Matanya terang/jernih.
    • Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
    • Paruh pendek dan kuat.
    • Jengger dan pial halus.
    • Badannya cukup besar dan perutnya luas.
    • Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
    • Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.

PEMELIHARAAN

Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan :

  1. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas dan mencari pakan sendiri).
  2. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan).
  3. Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).

Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :

  1. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 - 6 minggu, dimana anak ayam sepenuhnya diserahkan kepada induk atau induk buatan.
  2. Pemeliharaan ayam dara (grower) : 6 - 20 minggu.
  3. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir (.... 2 tahun).

Untuk memperoleh telur tetas yang baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan melayani 9 (sembilan) ekor betina, sedangkan untuk menghasilkan telur konsumsi, pejantan tidak diperlukan.

Jika Anda ingin memulai usaha peternakan ayam kampung petelur, sebaiknya pertimbangkan terlebih dulu dari mana Anda akan memulainya. Salah satunya adalah dengan memelihara ayam yang siap bertelur atau yang lebih dikenal dengan sebutan ayam pullet.

Kalau anda memilih untuk memulai usaha dari ayam pullet, sebaiknya pilihlah ayam pullet yang baik. Tidak tahu cara memilihnya? Mudah saja. Ikuti petunjuknya di bawah ini:

· Pilih ayam yang berasal dari keturunan yang sehat dan tidak cacat. Selama hidupnya, ayam tersebut belum pernah sakit dan bulu-bulunya tidak rontok, baik sebagian maupun seluruhnya.

· Pilih ayam yang pertumbuhan badannya prima dan berasal dari induk yang produktivitas atau tingkat bertelurnya tinggi.

· Usahakan ukuran badan tiap ayam seragam. Berat badannya lebih kurang 1,5 kg, duburnya besar dan basah, serta perbedaan umurnya tidak terlalu jauh. Dubur yang kering menandakan bahwa ayam masih dalam periode dara atau sudah tua, sehingga produktivitasnya rendah.

· Umur ayam yang baik untuk memulai usaha adalah 6 – 12 bulan.

Beternak ayam kampung dari pullet merupakan jalan pintas yang paling efektif. Jika pemeliharaan ayam periode dara membutuhkan waktu 3 – 4 bulan untuk menghasilkan telur, ayam pullet sudah mampu menghasilkan telur paling lama satu bulan. Selama dua minggu pemeliharaan, biasanya ayam kampung petelur beradaptasi dengan kondisi lingkungan barunya.

Konsekuensi beternak dengan cara ini adalah harga induk ayam siap bertelur jauh lebih mahal dibandingkan dengan ayam dara atau DOC (day old chick). Peternak harus lebih berhati-hati dalam memilih ayam pullet, karena bisa jadi ayam yang dibeli sudah melewati masa puncak produksinya. Karena itu, peternak harus jeli dalam memilih ayam kampung saat membeli bibit yang dimaksud.

seleksi itik


Seleksi ialah memilih kelompok itik dalam suatu populasi yang mempunyai mutu genetik tinggi utuk dijadikan tetua (bibit) pada generasi berikutnya dan mengeluarkan kelompok itik yang mutu genetik rendah dari populasi tersebut.

Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

J E N I S

Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;

2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;

3) Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya.

MANFAAT

1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.

2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.

3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.

4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.

5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

1. Seleksi Bibit

Bibit itik di Indonesia dibagi dalam dua

kelomok yaitu :

a. Itik Lokal

1. Itik Tegal (Tegal).

Ciri-ciri : warna bulu putih polos

sampai coklat hitam, warna paruh dan

kaki kuning atau hitam.

2. Itik Mojosari (Mojosari Jawa Timur).

Ciri-ciri : warna bulu coklat muda

sampai coklat tua, warna paruh hitam

dan kaki berwarna hitam.

3. Itik Alabio (Amuntai Kalimantan Selatan).

Ciri-ciri : badan lebih besar

dibandingkan dengan itik Tegal.

4. Itik Asahan dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.

5. Itik Persilangan

2. Pakan

a. Jenis Pakan : jagung, dedak padi, bungkil

kedelai, bungkil kelapa dll.

b. Pemberian Pakan :

- Umur 1 - 2 minggu 60 gr/ekor/hari.

- Umur 3 - 4 minggu 80 gr/ekor/hari.

- Umur 5 - 9 minggu 100 gr/ekor/hari.

- Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.

3. Perkandangan

a. Lokasi Kandang

- Jauh dari keramaian.

- Ada atau dekat dengan sumber air.

- Tidak terlalu dekat dengan rumah.

- Mudah dalam pengawasan.

b. Bahan kandang bisa terbuat dari kerangka

kayu atau bambu, atap genteng dan

lantainya pasir atau kapur.

c. Daya tampung untuk 100 ekor itik :

- Umur 1 hari - 2 minggu 1 -2 m.

- Umur 1 - 2 minggu 2 - 4 m.

- Umur 2 - 4 minggu 4 - 6 m.

- Umur 4 - 6 minggu 6 - 8 m.

- Umur 6 - 8 minggu 8 - 10 m.

Itik dara sampai umur 6 bulan 5 – 10 ekor/m.

4. Tatalaksana Pemeliharaan

a. Secara ekstensif yaitu pemeliharaan yang

berpindah-pindah.

b. Secara intensif yaitu secara terusmenerus

dikandangkan seperti ayam ras.

c. Secara semi intensif yaitu dipelihara di

kandang yanga ada halaman berpagar.

erbandungan jantan dan betina (sex ratio)

adalah 1 : 10 dan dipilih ternak itik yang

berproduksi tinggi.

5. Kesehatan

a. Penyakit Berak Kapur.

Penyebab : Bakteri Salmonella Pullorum.

Tanda-tanda : Berak putih, lengket seperti pasta.

Pencegahan: Kebersihan kandang, makanan,minuman, vaksinasi, dan itik yang sakit dipisahkan.

b. Penyakit Cacing.

Penyebab : Berbagai jenis cacing.

Tanda-tanda :Nafsu makan kurang, kadang-kadang mencret, bulu kusam, kurus, dan

produksi telur menurun.

Pencegahan :Kandang harus bersih, kering tidak lembab, makanan dan minuman harus bersih dan sanitasi kandang.

c. Lumpuh.

Penyebab : Kekurangan vitamin B.

Tanda-tanda :Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.

Pencegahan : Pemberian sayuran / hijauan dalam bentuk segar setiap hari.

6. Pasca Panen

a.Telur itik dapat diolah menjadi telur

asin,telur pindang, dll.

b.Bebek dapat diolah menjadi bebek panggang dll

c. Bulu dapat diolah menjadi kerajinan tangan

d. Tinja/kotoran itik dapat menjadi pupuk.

Seleksi Induk

peningkatan produksi juga dilakukan melalui kawin suntik (inseminasi buatan/IB). Inseminasi buatan bertujuan menghasilkan telur tetas lebih banyak serta efisiensi pejantan (satu pejantan untuk 15 betina). Teknologi ini telah terbukti dapat meningkatkan produksi telur. IB juga dapat digunakan untuk mendapatkan hasil keturunan yang lebih baik secara genetis.

Inseminasi dilakukan dengan mengambil sperma itik jantan dalam alat aspirator berbentuk tabung. Selanjutnya, sprema dicampur dengan NaCl fisiologis dengan perbandingan satu berbanding enam. Larutan sperma dimasukkan dalam alat suntik dan disuntikkan ke saluran reproduksi itik betina.

Seleksi puyuh

Seleksi ialah memilih kelompok puyuh dalam suatu populasi yang mempunyai mutu genetik tinggi utuk dijadikan tetua (bibit) pada generasi berikutnya dan mengeluarkan kelompok puyuh yang mutu genetik rendah dari populasi tersebut.

1. Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica )
    Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut "Quail", merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang- kandang ternak yang ada di Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
    Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
 
3. JENIS
    Kelas            : Aves (Bangsa Burung)
BUDIDAYA BURUNG PUYUH    Ordo             : Galiformes
    Sub Ordo         : Phasianoidae
    Famili           : Phasianidae
    Sub Famili       : Phasianinae
    Genus            : Coturnix
    Species          : Coturnix-coturnix Japonica
4.   MANFAAT
      1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
      2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
      3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
         digunakan sebagai pupuk tanaman
5. PERSYARATAN LOKASI
      1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
      2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-
         jalur pemasaran
      3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
      4) Bukan merupakan daerah sering banjir
      4) Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
      1) Perkandangan
         Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C, kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan
 
Lihat gambar ukuran penuh 
 
 
 
 
 

Yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya
menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40
ekor/sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh
adalah:
a. Kandang untuk induk pembibitan Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran
kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara.
Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b. Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter,yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu.
Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk  petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
2) Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
  
 
 

6.2. Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.
      Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujua pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
      a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam
betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
      b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
      c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
6.3. Pemeliharaan
      1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
      2) Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
      3) Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari
Beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
      4) Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). 
7.  HAMA DAN PENYAKIT
      1) Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus. 
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta
Memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
    Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi
ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan
yang spesifik adanya gejala "tortikolis"yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh. 
Pengendalian:
 (1) menjaga kebersihan lingkungan dan
    peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
 (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3) Aspergillosis
    Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami
    gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju,
    mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi
    kandang dan lingkungan sekitarnya.
4) Cacingan
    Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan
    lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan
    yang terjaga kebersihannya.
 
8.   PANEN
8.1. Hasil Utama
      Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya
Adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi
berlangsung.
8.2. Hasil Tambahan
      Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging
afkiran,tinja dan bulu puyuh.

Kandang ayam kampung

Managemen perkandangan memegang peran yang penting dalam pemeliharaan ayam ras, baik broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur). Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih jenis kandang ayam pedaging dan peralatan kandang yang sesuai. Kandang harus ekonomis dari hal biaya, mempunyai daya tahan dan lingkungan yang nyaman dan aman bagi ayam.

Kandang merupakan tempat tinggal ayam dan tempat ayam beraktifitas sehingga kandang yang nyaman (comfort zone) sangat berpengaruh pada pencapaian produktivitas sehingga akan diperoleh pertumbuhan optimal dan menghasilkan performa yang baik.

Setelah mempelajari modul kandang dan peralatan, diharapkan:

§ Mengetahui kandang ayam yang ideal, baik dilihat dari lokasi maupun konstruksi

§ Mengetahui tipe-tipe kandang broiler

§ Mampu menyiapkan kandang yang nyaman dan peralatan yang aman untuk ayam

§ Mampu mengoperasionalkan peralatan kandang

PERKANDANGAN

Fungsi kandang yaitu :

  1. Untuk tempat berteduh dari panas dan hujan.
  2. Sebagai tempat bermalam.
  3. Untuk memudahkan tata laksana

Syarat kandang yang baik, yaitu :

  1. Cukup mendapat sinar matahari.
  2. Cukup mendapat angin atau udara segar.
  3. Jauh dari kediaman rumah sendiri.
  4. Bersih.
  5. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya).
  6. Kepadatan yang sesuai.
  7. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.

Kepadatan kandang :

  1. Anak ayam beserta induk : 1 - 2 m 2 untuk 20 - 25 ekor anak ayam dan 1 - 2 induk.
  2. Ayam dara 1 m 2 untuk 14 - 16 ekor.
  3. Ayam masa bertelur, 1 - 2 m 2 untuk 6 ekor dan pejantan 1 ekor.

Kandang puyuh

Syarat Kandang dan Bibit yang Baik bagi Puyuh

Umumnya, masyarakat mengetahui puyuh sebagai burung yang memanfaatkan kebun, sawah, dan hutan sebagai habitatnya, mengingat burung ini jarang terbang. Namun, bisa dikatakan tidak banyak yang mengetahui bahwa si burung mini ini dapat diternakkan dengan “mudah”, bahkan menjadi ladang usaha bagi peternak kecil.

Berbicara mengenai peternakan puyuh, rasanya kurang tepat jika tidak membicarakan masalah perkandangan. Meskipun puyuh merupakan unggas liar, ada beberapa hal yang harus kita ketahui mengenai syarat kandang puyuh ini. Di antaranya:

· Lokasi kandang sebaiknya jauh dari keramaian dan permukiman penduduk. Selain karena bisa mencemarkan udara dengan baunya, jarak yang dekat ini juga bisa membuat puyuh terganggu dan mudah stres akibat adanya suara bising dari permukiman manusia.

· Mempunyai sirkulasi udara yang baik. Sirkulasi udara yang tidak benar bisa menyebabkan meningkatnya serangan hama dan penyakit.

· Aman dari gangguan binatang predator.

· Mempunyai aksesibilitas yang baik. Terutama untuk menunjang transportasi sarana produksi peternakan serta penjualan daging dan telur puyuh.

· Mempunyai sumber air yang baik, tidak tercemar, serta selalu tersedia, terutama ketika musim kemarau. Sumber air yang tercemar dan kurang lancar bisa menyebabkan penurunan produksi, bahkan menyebabkan kematian pada puyuh.

· Sebaiknya kandang untuk beternak puyuh jauh dari kandang unggas lain dan sebisa mungkin bukan kandang bekas unggas lain pula. Hal ini untuk mencegah tertularnya penyakit dari unggas lain.

· Idealnya, suhu untuk beternak puyuh adalah 20-250 C dengan kelembapan (rH) idealnya 30-80%. Suhu dan kelembapan yang tidak cocok berpotensi mendatangkan penyakit pada puyuh.

· Kandang puyuh jangan dibuat langsung di atas tanah. Lantai pertama kandang puyuh harus terletak jauh dari tanah untuk mencegah hawa basah dan lembap.

· Kandang puyuh sebaiknya dibuat dari bahan-bahan murah yang ada di daerah setempat. Misalnya, kayu kalimantan, papan sengon, bambu, papan bekas peti, kawat kasa, genteng, seng, plastik, dan bahan-bahan lain. Rangka kandang dibuat dari kayu yang berukuran 0,04 x 0,06 m.

· Jika hendak menggunakan sistem litter, lantai kandang dibuat dari papan. Apabila tidak menggunakan litter, lantai dapat dibuat dari bahan kawat kasa, anyaman bambu atau jeruji bambu yang agak rapat dan cukup kuat. Jika menggunakan kawat kasa atau anyaman bambu, di lantai bawah hendaknya dipasang papan penampung kotoran yang dapat ditarik keluar untuk keperluan pembersihan.

· Dinding kandang bisa dibuat dari kawat kasa, anyaman bambu, atau jeruji bambu. Ukuran bambu sedikit lebih besar dibandingkan dengan kandang burung, tetapi lebih kecil daripada kandang ayam. Dinding kandang yang menghadap keluar perlu dipasang pelindung dari karung plastik atau sejenisnya. Karung platik ini berfungsi untuk menahan derasnya air hujan atau angin kencang. Bagian dinding yang dekat dengan lantai dipasangi papan horisontal sebagai pembatas. Genteng, seng tipis, atau papan berlapis plastik bisa digunakan sebagai atap kandang.

Setelah kita menyiapkan perkandangan yang tepat bagi puyuh, ada baiknya kita juga mengetahui syarat bibit puyuh jika kita ingin membudidayakan puyuh. Pembudidayaan puyuh untuk memproduksi telur sekaligus daging, membutuhkan bibit puyuh berkualitas. Ada pun bibit puyuh yang baik memiliki ciri sebagai berikut:

· Berasal dari indukan unggul, sehat, dan tidak mempunyai riwayat terkena penyakit mematikan seperti new castle disease (ND).

· Indukannya merupakan puyuh petelur dari jenis unggul dan bukan dari puyuh liar.

· Bibit puyuh tampak lincah dan aktif bergerak. Bibit puyuh yang diam saja dan memisahkan diri dari kumpulan puyuh lain, biasanya sedang terserang penyakit.

· Tidak ada tanda-tanda serangan penyakit.

· Bulu badannya berwarna cerah, tidak kusam, dan tidak ada tanda-tanda kerontokan.

· Bentuk badannya sempurna, simetris, anggota tubuhnya lengkap, dan tidak ada kelainan bentuk dari burung puyuh normal, baik di sayap, kaki, maupun kepala.

Syarat kandang dan bibit puyuh ini, merupakan dua hal yang cukup penting dalam pembudidayaan puyuh..

Penyiapan Sarana dan Peralatan
      1) Perkandangan
         Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu
   Sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuhadalah:
a. Kandang untuk induk pembibitan
            Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara.Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b. Kandang untuk induk petelur
            Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
            Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekoranak puyuh).
d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6minggu)
            Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
        2) Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.